Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Arsitektur Islam: Asal Usul, Kaidah & Pengaruhnya

 

Arsitektur Islam menjadi salah satu cara memperkenalkan agama ini ke seluruh dunia. Dalam bangunannya sering terdapat ukiran lafadz Allah serta memiliki penyebaran yang masif khususnya ke wilayah Timur Tengah.

Perkembangan arsitektur Islam menyesuaikan zaman dan berasimilasi dengan budaya setempat. Arsitektur ini juga membentk peradaban Islam masa kini yang mempengaruhi masjid, istana, kuburan, benteng dan bangunan lainnya.

Asal Usul Arsitektur Islam

Perkembangan arsitektur Islam menurut para ahli mulai dari abad ke 7-15. Islam sendiri lahir di Arab Saudi pada 611 M. Seni arsitekturnya merupakan perpaduan antara kebudayaan manusia dan pendekatan terhadap Allah SWT.

Daerah penyebarannya mulai dari kawasan Asia Barat ke Eropa, Afrika, Asia Selatan lalu Asia Tenggara. Penerapannya pertama kali pada masjid seperti Masjid Juatha di Arab Saudi sekaligus yang tertua di kawasan Timur negara tersebut.

Arsitekturnya mulai mendapatkan banyak perubahan ketika memasuki periode Umayyah. Gaya arsitekturnya mengadopsi arsitektur Byzantium kombinasi arsitektur Sassanid.

Pada periode khilafah Abbasiyah ciri arsitekturnya adalah bangunan dari batu bata dengan lapisan kapur dan mortar. Bentuk bangunan seperti benteng persegi dan penggunaan lengkung lancip antara pilar berbentuk melingkar pada bangunan istana atau masjid.

Arsitektur Islam di tanah air sendiri mulai berkembang ketika kerajaan Islam pertama kali berdiri di Aceh utara. Kerajaan Samudera Pasai yang berdiri pada 1267 kala itu membangun masjid dengan menggabungkan arsitektur Islam dengan akulturasi tradisi lokal.

Tujuannya agar menyesuaikan lingkungan geografis setempat sekaligus kelompok etnis. Dalam arsitektur Islam memiliki aspek fisik berupa lekuk bentuk yang dapat dilihat dari bangunannya.

Bagian fasad berasimilasi dengan kebudayaan setempat seperti Persia, Cordova, Melayu hingga Indonesia. Aspek fisik ini tampak dari ornamen kaligrafi, kubah dan lainnya. Sementara aspek metafisik yang tidak tampak panca indra tetap bisa dirasakan.

Baca Juga: Pengertian Arsitektur, Sejarah, Jenis, Unsur dan Fungsi

Kaidah Arsitektur Islam

Ciri-ciri arsitektur Islam pada dasarnya terlihat dari material bangunan yang tidak merusak alam. Selain itu ornamen atau hiasan bukan dari gambaran makhluk hidup baik bagian luar dan dalam bangunan.

Ornamennya bisa berupa tulisan kaligrafi yang mengingatkan kebesaran Allah SWT. Niat pembuatan bangunan bukan untuk pamer atau menunjukkan kesombongan namun menjaga akhlak dan perilaku penghuni.

Untuk posisi toilet tidak menghadap atau membelakangi arah kiblat. Keberadaan bangunan tidak merugikan orang sekitarnya dan pilihan warna cenderung berkonsep warna alam seperti coklat, hitam, hijau dan lainnya.

Pengaruh dan Gaya

Salah satu gaya arsitektur Islam yang berasimilasi dengan budaya setempat serta populer di kalangan arsitek adalah Dome of The Rock. Penyelesaian bangunannya terjadi pada 691 di Jerusalem.

Gaya yang mencolok dari bangunannya adalah ruang tengah terbuka dan luas, selain itu bangunan melingkar dan adanya pola kaligrafi berulang. Contoh bangunan lain ialah Masjid Raya Samarra di Irak yang selesai dibangun pada 847.

Ciri dari bangunan ini adanya minaret serta masjid Hagia Sophia di Istanbul, Turki. Sebagian arsitektur di Hagia Sophia menggunakan kebudayaan Byzantium dengan mengubah basilika menjadi masjid.

Pemakaian kubah masjid Hagia Sophia juga digunakan untuk tempat peribadatan Islam lainnya pada masa kekaisaran Utsmani. Arsitektur Islam memakai geometri fraktal serta struktur melingkar pada masjid dan istana.

Pemakaian kubah mulai muncul pertama kali pada Dome of The Rock di 691 kemudian muncul kembali di abad ke 17. 

Arsitektur Islam mengedepankan kaligrafi sebagai ornamennya daripada pemakaian motif makhluk hidup. Gaya ini juga bisa melebur dengan budaya setempat sehingga bisa bertahan hingga kini.


Posting Komentar untuk "Arsitektur Islam: Asal Usul, Kaidah & Pengaruhnya"